AKU MASIH DISINE DENGANMU...
Waktu terhenti saat mement yang paling di tunggu-tunggu. Malam pergantian tahun, dimana identik dengan tiupan terompet, percikan kembang api dilangit yang mengumbar pesona romantis serta kasih sayang dan tak dilupakan balon-balon yang lepas, bagaikan burung merpati.
Selama menanti malam pergantian tahun, dihibur dengan tampilan Band asal T.A, “Fash Band”. Iringan melodi yang termainkan oleh Fikih, aliran ngerock, bassis kita Afan, suasana makin romantis dengan penambahan petikan guitar oleh Sabri dan tak ketinggalan gemuruhan drum yang bikin suasana makin super happy oleh Holin. Grup ini menampilkan sebuah lagu yang berjudul “Di pesta tahun baru itu”. Eh.... yaps ampek ketinggalan sang vokalis yang ikut menambah suasana semakin rame.
“Uzi liat tuch cwok kamu ! merdu banget suaranya”, kata Moza yang berkunang-kunang-kunang menatap Manzel.
“Uch.... iya merdu banget... liat tuch dia kiss bey !”, Uzi yang terpukau.
Tak diduga suasana yang tak berpaling oleh hiburan “Fash Band”. Tiba-tiba 2 cwek ni terjatuh, Moza terjatuhdalam pelukan seorang cwok. Sedangkan Uzi terjatuh di bawah para penonton. Suasana yang rame menjadikan situasi yang tak terkendalikan. Banyak remaja yang beradu jotos.
“Uzi, ayo cepat kesini !!!” teriak teman Manzel.
“Tapi Moza dimana? Dimana dia kok nggak ada ?” Panik mencari Moza, tetapi Vinu yang membonceng danmenarik Uzi dari area para peminum.
Dengan rasa tak sadar, Moza dibawa lari ke tempat yang lebih aman oleh cwok yang menangkapnya tadi.
“Kamu tidak apa-apakan ? tenang dulu ! kita istirahat disini dulu ! situasi masih panas-panasnya” Kata cwok itu ngos-ngosan dengan menyodorkan sapu tangan untuk mengelap keringat.
“Ya.... makasih banyak, untung da kamu, coba liat kalau gak da kamu mungkin ku dah terinjak-injak disana,” senyuman dengan rasa cemas dengan Uzi.
Keakraban mulai tersusun secara rinci dengan canda, tawa dan ejekan. Tetapi 2 sejoli ni belum saling mengenal. Moza, gugup untuk memperkenalkan diri dulu.
“Aduh lama banget ya kembang apinya ?” Penuh harapan menunggu percikan kembang api dilangit, cwok itu bertanya kepada Moza.
“Ni... kurang 3 menit kok lama banget” Moza menjawab dengan memandang langit.
Sambil menunggu nyalanya kembang api mereka berdua tak sengaja memperkenalkan diri bersamaan. Salah tingkah mewarnai suasana saat itu. Tak sengaja Moza menjatuhkan sapu tangan milik Hendrik. Moza mengambilnya disusul tangan Hendrik diatas tangan Moza, dan terjadilah pandangan diantara mereka. Tanpa disadari, letusan dan percikan kembang api sudah meluncur dan meyebari para penonton. Hati Moza merasa tenang, damai, bersandar duduk disamping Hendrik.
“Ayo Moza kita ketengah, bagus banget tuch” ajakan Hendrik menarik tangan Moza. Moza terbangun dari lamunannya, “Oh iya ayok !!”
“Bagus banget yow ... liat tuch indah kan ?” kata Hendrik sambil memeluk Moza dari belakang seolah-olah pacarnya. Dengan tak keberdayaan Moza, “Iya bagus banget”
Mereka terbangun dari imajinasi “Pesta tahun baru” dalam pelukan erat, hangat, nyaman dan damai. Selama 15 menit berlangsung dan berakhir dengan bertukaran no hp. Moza bertemu dengan Manzel tetapi belum menemukan Uzi. Hp Manzel berbunyi, “Hallo !! dapa Nu ?”. ”Sekarang Uzi bersamaku, dia baik-baik, kamu cepat kesini ! ku dan Uzi dibelakang panggung !!!” Jawab Vinu memperbaiki keadaan. Dengan cepat Manzel dan Moza pergi kebelakang panggung.
Tak terasa pesta tahun baru sudah berakhir, tetapi mskipun Uzi terjatuh dan Moza menemukan pangeran yang membuat hatinya damai yaitu Hendrik. Uzi hanya diam, penuh tanya kepada Moza, ”kenapa dia senyum-senyum sendiri.” Mereka tertidur pulas, terbaring di empuknya kasur dengan pangeran-pangeran mimpi yang menemani tidurnya.
Keesokan harinya mereka punya acara sendiri-sendiri. Tahun baru menyambut datangnya sang mentari. Uzi yang sudah membuat janji dengan Manzel untuk pergi ke kebun teh, untuk merayakan tahun baru. Sedangkan Moza sibuk dengan hpnya yang tidak habisnya ditelfon Hendrik. Karena Hendrik belum mengenal jauh Moza dan begitu sebaliknya. Akhirnya ditemukan kesepakatan untuk ketemuan ndek alun-alun. 5 menit Hendrik menunggu kedatangan Moza dengan penuh kesabaran Hendrik menunggunya. Tak lama kemudian Moza berada di hadapan Hendrik, sambil mengucap.
“Pagi Hendrik ... sorry ? Lama ya ?...!”
“Ya ga’ papa kok ku juga baru datang” Kata Hendrik meyakinkan Moza.
“Moz... tahun baru kok bisa keluar ma ku, kok gak ma cwo’ kamu ....?”
“Ku kan gak punya cwok, kamu sendiri ... ? Kenapa milih keluar ma ku ... ?”
“Ku juga sama ... berarti masih da kesempatan no....?”
“Maksud kamu ...!!?” mata Moza berbinar penuh bunga-bunga merah. Mereka menjadi akrab berbicara, bercandadan tertawa.
Moza yang saat itu menduduki bangu SMA kelas 2 mulai menyimpan rasa dengan Hendrik, pahlawan yang menangkap dia. Timbullah pertanyaan Uzi kepada Moza, “kenapa akhir-akhir ini Moza senyum-senyum sendiri” Uzi tidak bisa menahan rasa penasaran, dia memberanikan diri untuk bertanya kepada Moza.
Mozapun malu-malu menceritakannya, karena dipaksa Uzi mereka saling bercerita. Uzipun ikut senang karena mendengar berita gembira ini. Moza meminta Uzi untuk menjaga rahasia ini. Karena Moza dan Hendrik belum pacaran hanya masih berteman. Hendrik, siang hari pukul 13.00 dia menjemput Moza disekolahnya, karena disekolah Hendrik pulang lebih awal. Merekapun bergandenangan menaiki sepeda motor Hendrik. Moza mengucap salam pada Uzi yang saat itu sedang berjalan pulang dengan Manzel. Manzel juga ikut senang karena melihat Moza bergandengan dengan ccwok.
Mereka tidak langsung pulang, tetapi Hendrik mengajak Moza untuk menemaninya mencari sumber-sumber tugas dari sekolah melalui internet. Mozapun mengikuti kemanapun Hendrik mengajaknya pergi.
Selama 1 bulan hubungan mereka berjalan seperti ini. Entah kapankah cinta mereka bisa tumbuh benih-benih asmara dihati mereka. Hanya waktu yang bisa menjawabnya. Suatu malam dimana penuh gemerlapnya cahaya bulan dan bintang. Hendrik datang dengan rasa percaya diri untuk mengungkapkan perasaannya kepada Moza. Yang selama 1 bulan ia pendam, sejak pertama kali bertemu dia sudah menyimpan dan meyembunyikan rasa ini.
“Selamat malam (thok...thok...), permisi Moza ada Bu ?” Ucapan salam Hendrik kepada Ibu Moza.
“oh... nak Hendrik !! mari masuk...! duduk dulu...! ibu panggilkan Moza !!” jawab ibu Moza tersenyum ramah.
5 menit telah terlewatkan, Mozapun keluar dengan gaun yang indah. Tak kuatnya rasa kagum, Hendrik pun berdiri dan berkata, “ Malam ini kamu cantik sekali.”
“Terima kasih” Moza pun tersipu malu.
Di acara pesta ulang tahun Manzel, Hendrik datang bersama Moza. Di tengah acara, diadakan permainan pasangan yang datang pada acara ulang tahun Manzel, pasangan yang serasi dan kompak. Terpilihnya Moza dan Hendrik. Mereka tidak menyangka. Untuk memeriahkan acara Bersambung
By : Ria Andriani
Leondri17@gmail.com