Next

Sabtu, 15 Oktober 2011

MENJAGA HATI

 

“Keep This Heart With You
Always As A Rominder That
I Will Always Love You”
            Al kisah, layaknya sepasang kekasih yang berstatus menjalin hubungan yang rumit. Dimulai dari pihak perempuan yang menunda untuk menjalin sebuah hubungan. Sebaliknya pihak laki-laki yang memburu untuk segera membina hubungan diantara mereka. Kenapa terjadi kisah ini? Masih ingat lagu Yovie & Nuno, Menjaga Hati. Sekilas kisah ini menggambarkan dengan lagu ini.
                      
                         Masih tertinggal bayanganmu
                        Yang telah membekas direlung hatiku
                        Hujan tanpa henti solah pertanda
                        Cinta tak disini lagi kau telah berpaling
            Reff :    Biarkan aku menjaga perasaan ini o.....
                        Menjaga segenap cinta yang telah kau beri
                        Engkau pergi aku takkan pergi
                        Kau menjauh aku takkan jauh
                        Sebenarnya diriku masih mengharapkanmu
                                                                      
                                                                               By : Yovie & Nuno
            Dalam banget lagunya sebagian syair lagunya membuat kita hanyut dalam lantunan nyanyian.
Gandi adalah siswa SMAN 1 KAUMAN TULUNGAGUNG, saat ini dia duduk dibangku kelas XII. Awal tahun ajaran baru 2010-2011 banyak ia gunakan untuk mengikuti bimbel didalam maupun diluar sekolah. Gandi mengenal Dina sejak 2 tahun yang lalu, hubungan mereka sedikit meregang. Karena mereka berdua saling berbeda pendapat. Saat ini hubungan mereka hanya sebatas teman. Dina salah seorang siswi di SMA 1 KEDIRI. Dia duduk dibangku kelas X karena pekerjaan ayahnya, Dina bersama keluarganya harus mengikuti ayahnya bekerja di Kediri. Seminggu sekali Dina menjenguk neneknya di Tulungagung. Kesempatan itu juga dimanfaatkan Dina untuk bertemu dengan Gandi. Sejak Dina pindah rumah di Kediri, hubungan mereka meregang karena jarak yang memisahkan mereka.
Sabtu siang, sepulang sekolah...........
“Ma...........ntar aku kerumah nenek ya?”, Dina memotong pembicaraan saat berada di meja makan.
“Jam berapa, jangan sore-sore nanti hujan!”
“Baik Ma, setelah ini Dina langsung berangkat”, menghabiskan makanannya. Dina melaju dengan kecepatan 60 km/jam, dengan mengendarai motor vario kesayangannya. Kali ini Dina berharap untuk bertemu dengan Gandi, sudah 5 bulan mereka tidak bertemu, hanya komunikasi melewati handphone.
Sejujurnya dalam relung hati Dina, masih menyimpan harapan kepada Gandi. Hanya Dina mengulur-ulur waktu untuk membina rasa bersamya. Penantian yang tak pasti ini membuat Gandi berpaling dari Dina. Karena Gandi tak mau memaksakan perasaanorang lain untuk membina rasa ini. Tiba dirumah neneknya pukul 15.45 WIB. Dina mengeluarkan pakaiannya, dan membantu neneknya menyiapkan makan malam.
            “Met malem, gimana kabarnya? Lama nggak kasih kabar. Lupa nggak ma aku?”, 1 pesan diterima di Hp Dina. Dina terkejut dan tak mengira, kalau Gandi masih ingat dengannya. Segera dia membalasnya, sekaligus memberitahu Gandi kalau dirinya berada di Tulungagung. Mengetahui Dina berada dirumah neneknya, malam itu juga Gandi meluncur menemuinya. Mereka berdua saling mengobati rasa rindu yang sangat mendalam. Selama berpisah oleh jarak dan wktu Gandi mempunyai sorang kekasih, dan disaat itu dia masih mengharapkan Dina. Mendengar kenyataan dari Gandi, dalam relungnya Dina menangis. Karena Dina masih mengharapkannya demin dan untuk membina rasa yang lama telah terpendam. Gandi melihat wajah Dina, yang penuh kekecewaan membuatnya merasa bersalah. Merasa dirinya mengecewakan Dina dengan meninggalkannya.
            “Trus....gimana hubunganmu dengan ......
            Pina?”, menanyakan dengan nada serak. Dina berpura-pura tak kecewa akan Gandi.
            “Huft.....aku mau putus sama Pina”.
            “Lhoh kenapa?”
            “Dia selingkuh din, bayangin aku diduakan”, Gandi malu mengakuinya.
            “Apa benar dia selingkuh? Kamu udah coba tanya ke dia?”
            “Ditanya, diem aja. Siapa orang yang nggak kesel kalau dicuekin”. Gandi menampangkan wajah penuh penyesalan, karena memilih Pina daripada Dina. Gandi minta maaf kepada Dina, karena telah menyia-nyiakannya. Dina memaafkannya, dan dia berharap Gandi bisa memaafkan Pina.
            Minggu pagi, dimana cuaca dipagi hari berselimutkan embun. Menghalangi sinar matahari yang akan menyinari bumi. Dina berniat pagi ini untuk pulang ke Kediri, karena dia tak punya harapan lagi untuk memiliki Gandi.
            “Nek, Dina nanti mau pulang?”
            “Kenapa nduk, kok pagi-pagi amat. Biasanya kamu pulang agak sore. Apa Mama dan Papa menyuruhmu pulang?”, menghalangi Dina yang bersiku keras balik ke Kediri pagi ini. Pagi itu Gandi sibuk membantu ibunya, menyiapkan keperluan untuk membuka depotnya. Segera ia selesaikan tugasnya. Gandi berniat memutuskan hubungannya dengan Pina. Dia sudah memikirkan matang-matang keputusan yang ia ambil.
            “Le...thole, kenapa kerjanya grusa-grusu?”, tanya ibu Gandi menggeleng-gelengkan kepalanya melihat hasil kerja anaknya.
            “Maaf bu”, Gandi buru-buru. Mau kerumah Pina”, meletakkan piring dengan kasar.
            “Kamu masih berhubungan dengan Pina?, Aduh le.....
            Ibu kan sudah bilang, Ibu nggak setuju kalau kamu
            pacaran dengan Pina”
            “Iya bu........Gandi ngerti kok”.
Secepatnya dia mandi dan berpakaian, berpamitan pada ibunya. Gandi menaiki motornya, melaju kerumah Pina. Tiba dirumahnya Pina sedang asyik melihat TV. Diketok pintunya Pina menyilahkan dengan wajah cuek. Tak menunggu terlalu lama lagi, Gandi memutuskan hubungannya dengan Pina. Mendengar itu, Pina terbelalak dan merasa sedih dengan keputusan Gandi.
            “Kenapa kita harus putus Gandi?”, rengej Pina.
            “Kamu udah ngeduain aku, mana peduli kamu ke aku Pin.
            Aku mencoba setia denganmu. Tapi kenyataannya,
kamu justru mengkhianatiku”.
“Maafin aku Gandi”.
“Sudah....aku maafin kamu, tapi aku mau kita putus!”
“Kalau itu mau kamu, baik kita putus. Tapi anggap
aku sebagai temanmu”.
Pina menyesali perbuatannya, Gandi segera berpamitan pilang, pina tak dapat menghalanginya, karena Pina sudah termakan oleh perbuatannya sendiri.

                        “Menjaga Hati Denganmu Selalu,
                        Sebagai Pengingat Bahwa Aku
                        Akan Selalu Cinta Kamu”.

Nama        :    RIA ANDRIANI
Alamat      :    RT-RW 01/01, Dsn. Krajan,
                      Desa Ngrendeng, Kec. Gondang
                      Kab. Tulungagung
No. HP      :    085 755 798 222
E-Mail       :    Leondri17@gmail.com
http://riandri-mahakarya.blogspot.com


AKU MASIH DISINE DENGANMU...